Selasa, 13 November 2012

MUSIK !

Kalo ngomongin musik yah kaga ada berentinya hhaa
kao ditanya musik gue lebih suka maen drum, dibandingin alat musik lain yah alasannya sih simple karena yang gue bisa cuma drum haha dan ga itu juga dengan maen drum kita tuh bisa melampiaskan emosi kita ke drum itu, selama gue maen udah lebih dari 5 stik di studio patah wkwk~ terakhir yah pas ngeband bareng sama anak2 UIN KPI 1c nah itu langsung patah stik abang2nya hahaa
dulu gue punya band Namanya FLUSH artinya sih gue lupa, tapi itu gabungan nama2 personil nya Fadhil Luthfi dan Sheilma :D
 ini gue
ini fadhil gitaris nya
ini sheilma vokalisnya

tapi karena urusan masing2 kita pisah deh, tapi tetep menjadi sahabat bersama hahaa
 nah itu sudah masa lalu mari kembali ke masa sekarnag :D
ni dia salah satu nya pas latihan lagi ancur2nya hhaa


kalo ngomongin yang menginspirasi gue sih banyak diantaranya

Rani Ramadhani


Ikmal tobing



dah ini aja deh dari saya :D





MY HOBBY PART 1

Ada yang tau Game online Ran Online Indonesia dan Audition Ayodance, kalo ayodance sih mayoritas tau yah, kalo Ran Online Hmmmm.. pasti susah jelasinnya hahaaa

tuh udah gue kasih sekilas perkenala game nya hehe
nih kalo ada yang berminat main daftarnya di www.ran.vtconline.co.id ,dan misalkan ga punya gamenya coppas aja dari FD gue, oke oke hehee

nih ada sekilas screenshot dari Character gue di game :D

masih level 179 sih belum apa2 hehe

dan ini spesial gangnam style hahaa



ini baru yang ran online, nah karena gue udah ga main ayodance jadi ga ada screen shoootnya hahaa
sekian yah :D



USHUL FIQIH : METODOLOGI FORMULASI HUKUM ISLAM

A. Metodologi Formulasi Hukum Islam

1.Pengantar
                 Hukum dalam pengertian ulama ushul fiqh ialah”Apa yang dikehendaki oleh syari’(Pembuat Hukum)”.Dalam hal ini, Syari’ adalah Allah. Kehendak Syari’ itu dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan penjelasannya dalam sunah. Pemahaman akan kehendak Syari ‘ itu tergantung sepenuhnya kepada pemahaman ayat-ayat hukumdalam Al-Qur’an dan hadis-hadis hukum dalam sunah. Usaha pemahaman,penggalian dan perumusan hukum dari kedua sumber tersebut di kalangan ulama disebut istinbath. Jadi  istinbath adalah usaha dan cara mengeluarkan hukum dari sumbernya.
                Sumber hukum islam pada dasarnya ada dua macam:
1.Sumber  tekstual” atau sumber tertulis (disebut juga nushush), yaitu langsung berdasarkan teks Al-Quran dan Sunah Nabi.
2.Sumber “non tekstual” atau sumber tak tertulis (disebut juga ghair al-nushush), seperti  istihsan dan qiyas. Meskipun sumber hukum kedua ini tidak langsung mengambil dari teks Al-Quran dan sunah, tetapi pada hakikatnya digali dari (berdasarkan dan menyandar kepada) Al-Quran dan sunah.
Dari pembagian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya metode pemahaman hukum islam yang berangkat melalui pemahaman secara langsung dari teks disebut metode lafzhiyyah. Sedangkan pemahaman secara tidak langsung dari teks Al-Quran dan sunah disebut metode ma’nawiyyah. Kedua metode itu sama-sama digunakan dalam memahami dan merumuskan hukum islam.

2. Pemahaman Teks Al-Qur’an dan Sunah
            Teks Al-Qur’an dan Sunah (keduanya merupakan sumber dan dalil pokok hukum Islam) adalah berbahasa Arab, karena Nabi yang menerima dan menjelaskan Al-Qur’an itu menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu, setiap usaha memahami dan menggali hukum dari teks kedua sumber hukum tersebut sangat tergantung kepada kemampuan memahami bahasa arab. Untuk maksud itu para ahli ushul menetapkan bahwa pemhaman teks dan penggalian hukum harus berdasarkan kaidah tersebut. Dalam hal ini mereka berpegang pada dua hal:
1.       Pada petunjuk kebahasaan dan pemahaman kaidah bahasa Arab dari teks tersebut dalam hubungannya dengan Al-Qur’an dan Sunah.
2.       Pada petunjuk Nabi dalam memahami hukum-hukum Al-Qur’an dan penjelasan Sunah atas hukum-hukum Qur’an itu. Dalam hal ini lafadz ‘Arabi dipahami dalam ruang lingkup hukum syara’.
Kaidah pemahaman lafadz Arabi itu mencakup 4 segi pokok pembahasan:
1.       Pemahaman lafadz dari segi arti dan kekuatan penggunaannya terhadap maksud kehendak Allah yang terdapat dalam lafadz itu.
2.       Pemahaman lafadz dari segi penunjukannya terhadap hukum.
3.       Pemahamanlafazdari segi kandungannya terhadap satuan pengertian (afrad) dalam lafaz itu.
4.       Pemahaman lafadz dari segi gaya bahasa yang digunakan dalam menyampaikan tuntutan hukum (taklif).


                                                        DAFTAR PUSTAKA


Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, Kencana Premada Media grup